https://books.google.co.id/books?id=SrmTmuX-f4oC&pg=PA7&lpg=PA7&dq=cara+menghitung+kebutuhan+bahan+bangunan+rumah+dengan+matematika&source=bl&ots=yiaEF-v43d&sig=sQ7LxvoNibkDZGwZEwEkt972YmM&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Senin, 19 Oktober 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
konstitusi UUD Amandemen
Indonesia memiliki konstitusi dasar
yang disebut dengan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Semenjak masa
reformasi hingga sekarang Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami amandemen
atau perubahan sebanyak empat kali yaitu :
1. Perubahan Pertama, disahkan 19
Oktober 1999
2. Perubahan Kedua, disahkan 18
Agustus 2000
3. Perubahan Ketiga, disahkan 10
November 2001
4. PerubahanKeempat, disahkan 10
Agustus 2002
Bagaimanapun, amandemen UUD 1945
masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak problem kebangsaan yang mustinya
diatur langsung dalam UUD, namun tidak/belum dicantumkan di dalamnya.
Sebaliknya, barangkali terdapat beberapa poin yang mustinya tidak dimasukkan,
tetapi dimasukkan dalam UUD. Salah satu poin penting yang terdapat dalam
amandemen UUD 1945 adalah mengenai hak asasi manusia yang merupakan hak dasar
yang melekat pada manusia sebagai insan ciptaan Tuhan yang dimiliki menurut
kodratnya dan tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya yang bersifat luhur dan
suci.
UUD 1945 bukanlah sekedar cita-cita
atau dokumen bernegara, akan tetapi ia harus diwujudnyatakan dalam berbagai
persoalan bangsa akhir-akhir ini. Misalnya, kenyataan masih seringnya
pelanggaran HAM terjadi di negeri ini, antara lain; kasus pembunuhan aktivis Munir,
kasus penggusuran warga, jual-beli bayi, aborsi, dan seterusnya Di bidang HAM
masih banyak terjadi perlakuan diskriminasi antara si kaya dan si miskin, hukum
memihak kekuasaan, korupsi dan kolusi di pengadilan, dan lain-lain. Demikian
pula masalah kesenjangan sosial, busung lapar, pengangguran dan kemiskinan.
Realitas kehidupan di atas hendaknya menjadi bahan refleksi bagi seluruh
komponen bangsa Indonesia.
Pada posisi ini, amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 dinilai belum transformatif. Konstitusi ini masih
bersifat parsial, lebih terfokus pada aspek restriktif negara dan aspek
protektif individu dalam hak asasi manusia. Tiga hal yang belum disentuh
amandemen UUD 1945 adalah bagaimana cara rakyat menarik kedaulatannya,
penegasan mengenai supremasi otoritas sipil atas militer, serta penegasan dan
penjaminan otonomi khusus dalam konstitusi.
Meski demikian, amandemen UUD 1945
sesungguhnya telah memuat begitu banyak pasal-pasal tentang pengakuan hak asasi
manusia. Memang UUD 1945 sebelum amandemen, boleh dikatakan sangat sedikit
memuat ketentuan-ketentuan tentang hal itu, sehingga menjadi bahan kritik, baik
para pakar konstitusi, maupun politisi dan aktivis HAM. Dimasukkannya
pasal-pasal HAM memang menandai era baru Indonesia, yang kita harapkan akan
lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Pemerintah
dan DPR, juga telah mensahkan berbagai instrument HAM internasional, di samping
juga mensahkan undang-undang tentang HAM.
Kecurigaan bahwa konsep HAM yang
diadaptasi oleh bangsa Indonesia selama ini dari Barat diantisipasi oleh
amandemen pada pasal Pasal 28J UUD 1945 yang mengatur adanya pembatasan HAM.
Karena itu, pemahaman terhadap Pasal 28J pada saat itu adalah pasal mengenai
pembatasan HAM yang bersifat sangat bebas dan indvidualistis itu dan sekaligus
pasal mengenai kewajiban asasi. Jadi tidak saja hak asasi tetapi juga kewajiban
asasi.
Dibandingkan dengan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950, ketentuan hak asasi manusia di dalam Undang-Undang Dasar
1945 relatif sedikit, hanya 7 pasal, yaitu Pasal 27, 28, 29, 30, 31, 31, dan
34. Sedangkan di dalam UUDS 1950 didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu
35 pasal, yakni dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 42. Jumlah pasal di dalam UUDS
1950 hampir sama dengan yang tercantum di dalam Universal Declaration of Human
Rights.
Meskipun UUD 1945 tidak banyak
mencantumkan pasal tentang HAM, kekurangan tersebut telah dipenuhi dengan
lahirnya sejumlah undang-undang, antara lain UU Nomor 14 Tahun 1970 dan UU
Nomor 8 Tahun 1981 yang mencantumkan banyak ketentuan tentang HAM. UU Nomor 14
Tahun 1970 memuat 8 pasal tentang HAM, sedangkan UU Nomor 8 Tahun 1981 memuat
40 pasal. Lagi pula di dalam Pembukaan UUD 1945 didapati sebuah pernyataan yang
mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM. "Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan".
Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang
menjadi basic law adalah norma tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara.
Karena letaknya dalam konstitusi, maka ketentuan-ketentuan mengenai HAM harus
dihormati dan dijamin pelaksanaanya oleh negara. Karena itulah pasal 28I ayat
(4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan
HAM adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.
Memang di dalam UUD 1945
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang HAM relatif terbatas, tetapi hal ini
tidak akan menghambat penegakan HAM, karena sudah diperlengkapi dengan
undang-undang lain, seperti UU Pokok Kekuasaan Kehakiman, UU Hukum Acara Pidana
(KUHAP), UU Hak Asasi Manusia, dan UU Pengadilan HAM. Sekalipun demikian, telah
diusulkan juga untuk membuka kesempatan memasukkan pasal-pasal HAM ke dalam UUD
1945 melalui amandemen. Adapun hak asasi manusia yang ditetapkan dan tertuang
hingga amandemen ke 4 UUD 1945 yaitu:
• Pasal 29 Ayat 2 , tentang jaminan
dari pemerintah kepada warga negara akan haknya memeluk agama.
• Pasal 30 Ayat 1, tentang hak dan
kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan keamanan.
• Pasal 31 Ayat 1, tentang hak warga
untuk mendapat pendidikan
• Pasal 34 Ayat 2 “Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”
Berisi tentang hak warga negara Indonesia untuk mendapat jaminan sosial dari
negara.
Sebenarnya secara spesifik amandemen
UUD 1945 tentang HAM telah tertuang dalam pasal 28 yang diajukan pada masa
amandemen yang kedua 18 Agustus 2000 dengan menambahkan satu bab khusus, yaitu
Bab X-A tentang Hak Asasi Manusia mulai Pasal 28 A sampai dengan 28 J. Sebagian
besar isi perubahan tersebut mengatur hak-hak sipil dan politik, hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya. Adapun hak asasi manusia yang ditetapkan dalam Bab
X A UUD 1945 adalah :
• Hak untuk hidup dan mempertahankan
hidup dan kehidupannya (Pasal 28 A)
• Hak untuk membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal 28 B Ayat 1)
• Hak anak untuk kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi (Pasal 28 B Ayat 2)
• Hak untuk mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasar (Pasal 28 C Ayat 1)
• Hak untuk mendapatkan pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya
(Pasal 28 C Ayat 1)
• Hak untuk mengajukan diri dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif (Pasal 28 C Ayat 2)
• Hak atas pengakuan, jaminan
perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di depan
hukum (Pasal 28 D Ayat 1)
• Hak untuk bekerja dan mendapat
imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D
Ayat 3)
• Hak untuk memperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28 D Ayat 3)
• Hak atas status kewarganegaraan
(Pasal 28 D Ayat 4)
• Hak kebebasan untuk memeluk agama
dan beribadah menurut agamanya (Pasal 28 E ayat 1)
• Hak memilih pekerjaan (Pasal 28 E
Ayat 1)
• Hak memilih kewarganegaraan (Pasal
28 E Ayat 1)
• Hak memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali (Pasal 28 E Ayat 1)
• Hak kebebasan untuk meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya (Pasal 28 E
Ayat 2)
• Hak kebebasan untuk berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28 E ayat 3)
• Hak untuk berkomunikasi dan
memeperoleh informasi (Pasal 28 F)
• Hak atas perlindungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda (Pasal 28 G Ayat 1)
• Hak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi manusia (Pasal 28 G Ayat 1)
• Hak untuk bebeas dari penyiksaan
(torture) dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia (Pasal 28 G
Ayat 2)
• Hak untuk hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat (Pasal 28 H Ayat 1)
• Hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan (Pasal 28 H Ayat 1)
• Hak untuk mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28 H Ayat 2)
• Hak atas jaminan sosial (Pasal 28
H Ayat 3)
• Hak atas milik pribadi yang tidak
boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28 H Ayat 4)
• Hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif) (Pasal 28 I Ayat 1)
• Hak untuk bebas dari perlakuan
diskriminasi atas dasar apa pun dan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan
diskriminatif (Pasal 28 I Ayat 2)
• Hak atas identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional (Pasal 28 I Ayat 3)
Sehubungan dengan substansi
peraturan perundang-undangan, maka ada dua hal yang harus diperhatikan oleh
pembentuk peraturan perundang-undangan. Pertama; pengaturan yang membatasi HAM
hanya dapat dilakukan dengan undang-undang dan terbatas yang diperkenankan sesuai
ketentuan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945. Karena itu, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden dan seterusnya pada tingkat bawah tidak dapat membatasi HAM.
Kedua; substansi peraturan perundang-undangan harus selalu sesuai dengan
ketentuan-ketentuan HAM yang ada dalam UUD 1945.
Pelanggaran terhadap salah satu saja
dari kedua aspek tersebut dapat menjadi alasan bagi seseorang, badan hukum atau
masyarakat hukum adat untuk menyampaikan permohonan pengujian terhadap
undang-undang tersebut kepada Mahkamah Konstitusi dan jika bertentangan dengan
UUD dapat saja undang-undang tersebut sebahagian atau seluruh dinyatakan tidak
berkekuatan mengikat. Jadi mekanisme kontrol terhadap kekuasaan negara
pembentuk undang-undang dilakukan oleh rakyat melalui Mahkamah Konstitusi.
Dengan proses yang demikian menjadikan UUD kita menjadi UUD yang hidup, dinamis
dan memiliki nilai praktikal yang mengawal perjalanan bangsa yang demokratis
dan menghormati HAM. Namun, penegakan HAM tidak akan terwujud hanya dengan
mencantumkannya dalam konstitusi. Semua pihak berkewajiban
mengimplementasikannya dalam seluruh aspek kehidupan. Kita menyadari penegakan
HAM tidak seperti membalik telapak tangan. Ia harus diawali dari level paling
rendah, yaitu diri sendiri.
Selasa, 17 Maret 2015
seni budaya
KLIPING SENI RUPA
Dibuat oleh :
Nisah Hanifah
XI TAV 1.23
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SMK NEGERI 1 TONJONG
Seni rupa 2 dimensi

Seni rupa 3
dimensi

Dekorativisme 1

Dekorativisme 2

Konseptual 1

Konseptual 2

Kontemporer 1

Kontemporer 2

Naturalisme 1

Naturalisme 2

Seni optik 1

Seni optik 2

Pop art 1

Pop art 2

Primitivisme 1

Primitivisme 2

Realisme 1

Realisme 2

Karya postmodern
1

Karya postmodern
2

Langganan:
Postingan (Atom)